Welcome to my blog..... Thank's to visit...! Jangan lupa? tinggalkan komentar anda...

*MELAYANG*

SANTOS SAYANG RAHAYU

Minggu, 07 November 2010

*TEKANAN DARAH TINGGI*

Posted by *santos sayang keluarga* On 06.30 0 komentar

HIPERTENSI (Tekanan Darah Tinggi) adalah suatu peningkatan tekanan darah
di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,
di mana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya
resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung, dan
kerusakan ginjal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis
sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg,
dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika
pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan
diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya.
Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan
diastolik. Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140
mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dan 90 mmHg dan tekanan
diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia
lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan
tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan
diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian menurun secara
perlahan.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati,
akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi,
hanya 1 dan setiap 200 penderita hipertensi. Tekanan darah dalam kehidupan
seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memillki
tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga
dipengaruhi oleh aktivitas fisik, di mana akan lebih tinggi pada saat melakukan
aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari
juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur
malam hari.
Meningkatnya tekanan darah dalam arteri bisa melalui beberapa cara:
1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya.
2. Arteni besar kehilangan kelenturannya (kaku), dan tidak dapat mengembang pada
saat jantung memompa darah melalui arteni tersebut. Akibatnya darah dipaksa
melalui pembuluh yang sempit dan menyebabkan naiknya tekanan lnilah yang tenjadi
pada usia lanjut, dimana dinding arteninya telah menebal dan kaku karena
arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat
terjadi vasokonstriksi, yaitu arteri kecil (arteriola) mengkerut untuk sementara
karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan
darah. Hal mi terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal yang tidak mampu
membuang sejumlah garam dan air dan tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat,
tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang, anteri mengalami pelebaran,
banyak cairan keluar dan sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun. Penyesuaian
terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi
ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dan sistem saraf yang mengatur berbagai
fungsi tubuh secara otomatis).
1. Perubahan Fungsi Ginjal
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
- Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air,
yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah
ke normal.
- Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,
sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
- Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang
disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, selanjutnya akan
memicu pelepasan hormon aldosteron.
Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu
berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan tekanan darah tinggi.
Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri
renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cedera pada salah satu atau
kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.
2. Sistem Saraf Simpatis
Merupakan bagian dan sistem saraf otonom, yang sementara waktu akan:
- meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh
terhadap ancaman dan luar)
- meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung, juga mempersempit sebagian
besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot
rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak)
- mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga meningkatkan volume
darah dalam tubuh
- melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (norad renalin) yang
merangsang jantung dan pembuluh darah.
Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan keadaan
ini dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer. Hipertensi
esensial kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung
dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan
darah. Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Sekitar
5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Sedang yang
penyebabnya kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB)
sekitar 1-2%. Penyebab hipertensi lain yang jarang adalah feokromositoma, yaitu
tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau
norepinefrin (noradrenalin).
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres,
alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada
orang-orang yang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan
kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka
tekanan darah biasanya akan kembali normal. Beberapa penyebab terjadinya
hipertensi sekunder:
1. Penyaki Ginjal: stenosis arteri renalis, pielonefritis, glomerulonefritis,
tumor-tumor ginjal, penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan), trauma pada
ginjal (luka yang mengenai ginjal), dan terapi penyinaran yang mengenai ginjal.
2. Kelainan Hormonal: hiperaldosteronisme, sindroma cushing dan feokromositoma
3. Obat-obatan: pil KB, kortikosteroid, siklosporin, eritropoietin, kokain,
penyalahgunaan alkohol, dan kayu manis (dalam jumlah sangat besar).
4. Penyebab Lainnya: koartasio aorta, preeklamsi pada kehamilan, porfiria
intermiten akut, dan keracunan timbal akut.
GEJALA
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan
dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud
adalah sakit kepala, perdarahan dan hidung, pusing, wajah kemerahan, dan
kelelahan; yang bisa saja terjadi pada seseorang dengan tekanan darah yang
normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul
gejala sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan
menjadi kabur karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan inii disebut ensefalopati hipertensif,
yang memerlukan penanganan segera.
——————————————————————————————————————–
Bagan Tekanan Darah

0 komentar:

Posting Komentar